Sunday, May 4, 2008

Katak Atas Tempurung - Radio Brunei Aniversary

This is the issue I put in the 19th Katak Atas Tempurung which will be broadcast on 6th May 2008. The full length could be heard as usual from Pelangi FM network at 7.30. Please surf to www. rtb.gov.bn. The focus is on the early stage of radio service in Brunei back in 1957 when the first 10kw transmitter was put on compared to the digital world of the organisation nowdays that could be tuned from Radionet anywhere in the world.

Lima puluh satu tahun yang lalu perkhidmatan radio dimulakan dengan siarannya hanya sekitar sepuluh batu persegi. Bayangkanlah berapa jauhnya sepuluh batu persegi. Namun itulah langkah pertama dalam menghubungkan negara dengan rakyat secara efektif. Dari orang lama kita boleh mendengar tuturan usul kampung air masa itu. Rumah beratap daun, dinding dari kajang. Tiangnya anibung. Ceritakan kepada anak muda masa ini. Ada yang tidak tahu bagaimana rupanya kajang. Bagaimana kukuhnya batang anibung. Malah yang sedarhana tua hanya mengingat kajang itu dijadikan atap bila ada perahu membawa jenazah ke kubur. Lebih dari itu sudah lenyap dari ingatan. Di darat pula orang-orang Kedayan dengan muatan memenuhi tekiding memunggah atau menyikut hasil tanaman untuk ditukarkan kepada pengalu. Penulis sendiri masih ingat bagaimana keluarga membeli radio secara ansuran; lima ringgit sebulan kata orang tua. Kuasa radio didapat dari bateri jenis kering yang ukurannya hampir sama besar dengan set radio itu. Harganya sepuluh ringgit; cukup untuk membeli beras sekeluarga bagi makanan dua minggu. Maka itu cara pemakaian radio di kulimat. Tampuk bateri dipisahkan bila radio tidak digunakan. Inilah wajah masyarakat yang dibekalkan dengan siaran radio berkuasa hanya 2kw AM. hasil dari pemikiran panjang Kebawah Duli Yang Maha Mulia Maulana Al Sultan Haji Sir Muda Omarali Saifuddien Saadul Khairi Waddien yang menggunakan hasil minyak yang baru ditemui ketika itu. Tugas kita untuk menyambung usaha murni ini.

No comments: